Sejarah Masjid Al-Hikmah
 

Di tahun 1980-an beberapa warga muslim Indonesia mulai mengadakan pengajian bersama secara bergantian dari rumah ke rumah atau apartement, pengajian ini disebut sebagai Keluarga Pengajian Indonesia di New York City.

 

Seiring berjalannya waktu dan dengan bertambahnya jumlah jemaah pengajian tersebut, apartemen ataupun rumah kediaman yang biasa  dijadikan tempat pengajian sudah tak lagi dapat menampung jumlah jemaahnya. Atas izin dari KJRI New York Kegiatan pengajian kemudian dipindahkan ke salah satu ruangan yang berada di gedung KJRI New York. Pengajian tersebut kemudian menjadi rutin setiap satu bulan sekali.

 

Aspirasi untuk memiliki masjid sendiri pun tercetus untuk menampug aktivitas pengajian dan kegiatan Islami lain nya yang semakin tinggi. Pengumpulan dana dari kotak amal dan donasi dari para donatur semakin banyak dan akhirnya para pengurus pengajian tersebut membentuk  organisasi resmi untuk membeli sebuah bangunan dengan nama The Indonesian Muslim Community,Inc ( IMCI ). Organisasi yang dibentuk ini mendapatkan pengecualian pajak di tanggal 22 Desember 1989.

 

   

Petugas dari pemerintahan  Indonesia dan pegawai dari perusahaan perusahaan Indonesia yang memiliki cabang di Kota New York pun turut terlibat. Duta besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Perwakilan  Tetap Indonesia untuk PBB dan Bpk.Achmad Padang yang mewakili Komunitas bertindak sebagai ketua kehotmatan.

                                   

Presiden IMCI yang pada saat itu dijabat oleh Bpk. Prang Sakirman, dibantu Bpk.Ibrahim Zarkasyi ,Kepala Bank Indonesia kantor cabang New York yang bertindak sebagai Direktur penggalangan dana dan juga para petinggi IMCI mampu menggalang dana donasi yang cukup besar, sebagian berasal dari pengusaha di Indonesia. Dipertengahan 1990-an, IMCI sudah berhasil menggalang dana yang cukup  untuk membeli sebuah bangunan di daerah Queens, New York City, seharga US$ 385.000. Bangunan bekas gudang yang dibeli tersebut menghabiskan dana US$ 125,000 untuk renovasi dan bisa digunakan untuk pertama kali satu setengah bulan kemudian.

 

Renovasi berlanjut sampai masjid mencapai bentuk yg diharapkan , diikuti dengan beberapa renovasi dan perawatan kecil. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1995 bersamaan dengan Hari Ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 50, Masjid Al-Hikmah secara resmi berdiri. Pemberian  nama Al-Hikmah secara resmi diberikan pada awal tahun 1998 sebelumnya nama yang tercamtum di papan adalah Indonesian Cultural Center

 

Di bulan Oktober 1995 delegasi IMCI bertemu dengan Presiden Suharto yang sedang berada di New York untuk kunjungan kenegaraan di Markas besar PBB. Dalam kesempatan tersebut delegasi IMCI menyampaikan  rencana pengembangan Masjid Al – Hikmah . Presiden Suharto yang pada saat itu bertindak sebagai ketua dari Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang telah membangun ratusan masjid di seluruh Indonesia, mewakili Yayasan tersebut Bpk. Soeharto  menyumbangkan dana sebesar US$ 150,000.

 

 

Masjid tersebut diberi nama Masjid Al-Hikmah yang berarti Masjid Kebijaksanaan. Nama yang merujuk kepada ayat Al-Qur’an surah ke 16 (An-Nahl) ayat ke 125 yang artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan HIKMAH dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.